Nafisah Galuh Aurellia (2/kiri), menerima kunjungan istimewa dari Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya/Unusa (1/kiri) Prof. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng di rumah gubuknya, Rabu (3/9/2025) pagi. (ANTARA/HO-Humas Unusa)
Surabaya (ANTARA) – Rabu (3/9) pagi, Nafisah Galuh Aurellia (Sidoarjo) dan M. Faisal (Surabaya), tidak menyangka rumah gubuknya menerima kunjungan istimewa dari rektor tempatnya kuliah, Prof. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.
Kunjungan rektor bersama wakil rektor Prof Kacung Marijan dan Direktur Akademik dan Kemahasiswaan (Akamawa), serta Dekan FKK dan Dekan FEBTD itu terkait dengan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dari pemerintah yang diterima Nafisah dan Faisal.
Nafisah dan Faisal merupakan sebagian dari penerima program beasiswa KIP Kuliah yang memilih studi di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Selain memastikan program itu tepat sasaran, kunjungan rektor juga untuk mengenal lebih dekat dengan para mahasiswa penerima KIP dan keluarganya.
Rektor mendengar langsung kisah perjuangan para penerima beasiswa itu untuk bisa berkuliah. Mendengar cerita langsung dari para penerima itu, rektor mengaku turut berbahagia dan bangga kepada para penerima. Lantaran semangat mereka untuk tetap bisa berkuliah.
Apalagi, Nafisah Galuh Aurellia dan M. Faisal menjadi orang pertama yang bisa kuliah di lingkungan keluarganya yang sederhana, sehingga ungkapan itu semakin meneguhkan komitmen perguruan tinggi itu untuk menjadi kampus yang bermanfaat bagi masyarakat luas, termasuk melalui KIP.
Ditemui di rumahnya, Nafisah Galuh turut mengungkapkan kebahagiaannya menjadi mahasiswa baru. Gadis kelahiran Sidoarjo, 21 Maret 2007 itu tidak pernah menyangka mimpinya untuk berkuliah bisa terwujud dengan bantuan beasiswa KIP Kuliah. Galuh kini menjadi mahasiswa D3 Keperawatan.
Perjalanan Galuh menuju bangku kuliah bukanlah hal mudah. Anak keempat dari enam bersaudara pasangan almarhum Purwo Sumbioyo dan Lilis Suryati itu harus menghadapi kenyataan hidup tanpa sosok ayah sejak ia berada di bangku sekolah dasar.
"Paman saya punya usaha penyewaan sound dan lampu-lampu, lalu ibu kan juga punya lampu-lampu dan titip ke paman saya itu sambil membantu mengelola uangnya. Dari situ kami bisa bertahan, Alhamdulillah," cerita Galuh, saat ditemui ANTARA.
Di tengah keterbatasan itu, tekad Galuh untuk terus melanjutkan pendidikan justru tidak pernah tergoyahkan. Sejak di SMK, ia sudah mengambil jurusan keperawatan, sehingga keputusan melanjutkan kuliah di bidang yang sama adalah bentuk konsistensinya dalam mengejar cita-cita.
Awalnya, ia ingin menjadi anggota TNI, tapi ayahnya pernah berpesan bahwa kalau mau menjadi anggota TNI itu setidaknya punya keterampilan atau bakat. Akhirnya, ia pun diarahkan masuk jurusan kesehatan. Setelah itu, dirinya pun merasa sayang kalau tidak diteruskan.
Di mata ibunya, keberhasilan Galuh mendapatkan beasiswa KIP adalah sebuah anugerah besar. Lilis Suryati tidak mampu menahan rasa haru ketika anak keempatnya diumumkan lolos seleksi.
"Alhamdulillah, saya sangat senang akhirnya anak saya ada yang kuliah. Setelah tiga anak saya sebelumnya tidakbkuliah, akhirnya anak yang keempat bisa kuliah," kata perempuan itu, penuh haru.
Lilis juga menuturkan bahwa sejak awal ia selalu menekankan mengenai pentingnya nilai spiritual kepada anak-anaknya. Meski kehidupan keluarganya sederhana, ia percaya bahwa doa dan ikhtiar atau usaha akan selalu membuahkan hasil terbaik. Karena itu, ia berpesan kepada anak-anaknya untuk lebih mengutamakan akhirat, sehingga nanti urusan dunia, yakni kesuksesan, akan menyusul.
Hal sama juga dialami oleh M. Faisal. Mahasiswa baru program studi S1 manajemen ini mengungkapkan keinginannya untuk berkuliah juga baru muncul ketika dia duduk di kelas 12 SMK.
Saat itu, ia menjalani program magang dan baru terpikir untuk kuliah. Sebelumnya, ia juga berpikir untuk membuka setelah dari SMK.
Anak kedua dari tiga bersaudara inisempat menerima saran dari saudara sepupu yang merupakan mahasiswa semester 6 PG PAUD di kampus yang sama, dengan mendaftar menggunakan jalur KIP Kuliah.
12Tampilkan Semua
Editor: Masuki M. Astro Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.